POJOKberita.id, BOGOR__ Menjelang perayaan Dies natalis ke 59 tahun, IPB University akan menggelar Simposium Nasional Desa dengan mengangkat tema “Dari Desa Menuju Indonesia Emas”. Simposium ini akan dilaksanakan di Graha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Dramaga, secara luring pada September mendatang.
Sebagai rangkaian kegiatan Dies Natalis, IPB University akan menggandeng ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) sebagai lembaga yang selama ini memiliki atensi tinggi pada isu-isu yang berkaitan dengan pedesaan. Disamping itu, IPB University dan ICMI memiliki unit dan majelis yang sama yakni perhatian utama pada masalah pedesaan.
Selain ICMI, IPB University juga akan berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, terutama karena pernah bekerjasama dalam pelaksanaan Sekolah Pemerintahan Desa (SPD).
Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat IPB University, Sofyan Sjaf mengungkapkan bahwa upaya kekuatan desa menuju Indonesia Emas 2045 secara khusus telah dilaksanakan melalui Data Desa Presisi (DDP). Menurutnya, IPB University telah membentuk Unit Desa Presisi (UDP) untuk pencapaian data akurat. Dengan adanya DDP, maka informasi dari desa tidak lagi tersebar berdasarkan perkiraan atau data dengan galat yang tinggi.
“Melalui symposium Desa, kami optimis upaya menggalang kekuatan desa menuju Indonesia Emas 2045 dapat terwujud, sebab dengan adanya DDP kita akan membawa Indonesia dri masa kegelapan pendataan menuju masa pencerahan,” ungkap penggagas Data Desa Presisi
Sofyan mengungkapkan bahwa ia melihat hal berbeda terhadap konten “Visi Indonesia 2045” dan ringkasan eksekutif “Indonesia 2045 Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur” yang dikeluarkan Kementerian PPN/Bappenas. Menurutnya, Dua puluh tahun ke depan bencana baru akan melanda Indonesia jika dilihat dari naskah yang dikeluarkan Kementerian PPN/Bappenas.
“Nasib suatu generasi akan mengalami bencana baru, yakni mereka yang kini berada di usia sekolah dan produktif pada 2022. Alasannya, untuk menuju Indonesia Emas 2045, harus dibenahi dari dua masalah utama yakni Kemiskinan dan Pengangguran,” Ungkap Sosiolog Pedesaan
Sofyan Menjelaskan bahwa dua masalah tersebut berdasarkan analisa dari data 6 pulau, 7 provinsi, 12 kabupaten dan 42 desa yang diperoleh dari DDP 2022. Ia menyaksikan adanya sisi kontradiktif yang terjadi pada mereka yang akan berada pada momentum Generasi Emas
“Populasi kelompok muda usia 16 hingga 30 tahun mencapai 31,20 persen, jumlahnya lebih banyak daripada kelompok umur 31-45 tahun sebanyak 30,90 persen. Selanjutnya, Meskipun kelompok muda tersebut berpendidikan cukup baik daripada kelompok umur lainnya, hal tersebut tidak menjamin mereka mampu memperoleh pekerjaan dan sejahtera,” tegas mantan Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Institut Pertanian Bogor (PSP3 IPB)
Ia berharap melalui momentum symposium Nasional Desa yang akan digelar September mendatang, bisa terbentuk kerjasama triple helix antara IPB University, Pemda Kabupaten Bogor, dan ICMI dalam pengkhususan pada wilayah perdesaan.
Adapun symposium ini direncanakan menghadirkan tiga keynote speaker yakni: Rektor IPB University,Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si, Mendagri RI,Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D, dan Plt Bupati Bogor,H. Iwan Setiawan S.E.
Selain itu, masih dalam konfirmasi narasumber yang akan mengisi dialog pada symposium yakni: Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri,Dr. Drs. Akmal Malik M.Si,Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Kementerian Desa PDTT, Ir. Harlina Sulistyorini. M.Si dan Penasehat Majelis Percepatan Transformasi Desa MPP ICMI,Tri Mumpuni Wiyatno, anggota DPR RI,Dr. Rieke Diah Pitaloka M.Hum, serta Ketua Umum DPP APDESI 2022-2026 H. Surta Wijaya S.Pd, M.Si.