POJOKberita.ID,BOLMUT__Taman Baca Masyarakat (TBM) Teras Inomasa mengadakan diskusi public yang diselenggarakan di Sarjana Caffe, Kelurahan Bintaun Kamis, (29/2/2024). Acara yang rutin diselenggarakan oleh TBM Teras Inomasa dengan. Tema ” Mengikat Simpul Keragaman: Islam dan Kristen dalam Kelampauan Bintauna ”
Diskusi tersebut menghadirkan Empat pembicara yang merupakan Stafsus Bupati Bolmut Bidang Budaya dan Pendidikan Fadly Binolombangan, tokoh FKUB Bolmut Desius D.D.Polii,S.Pdk, dan beberapa di antaranya juga merupakan pendiri lembaga tersebut. Ersad Mamonto yang merupakan Peneliti di Sulawesi Studies,Ryan H. Laurestabo Direktur PUSSAKABin.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun peradaban Bintauna dengan wajah yang inklusif. Sejarah digunakan sebagai pendekatan utama untuk melihat basis inklusifitas di Bintauna.
Bintauna yang luas membentang dari sebagian di Suwawa sampai Bintauna lama di negeri Pangkusa pada abad ke-18 menjadi dua kerajaan dgn nama yang dama. Di sebelah selatan beragama Islam dan utara beragama Kristen.
Walaupun terpisah konflik berbasis agama tidak pernah terjadi di Bintauna. Abad ke-20 M, ketika Muhamad Datunsolang memimpin ia menanyakan kepada penduduk Huntuk yang Kristen jika ingin berpindah ke Islam atau tidak. Penduduk Huntuk menjawab tidak. Raja Muhamad Datunsolang pun membiarkan hal tersebut dan tetap mengayomi penduduk Huntuk sebagai kelompok yang sama tanpa membedakan agamanya.
TBM Teras Inomasa Mendorong pemerintah untuk mendukung upaya penggalian sejarah di Bintauna khususnya dan Bolaang Monggondow Utara secara umum.
“Masyarakat juga diminta untuk terlibat aktif dalam gerakan kolaborasi membangun hal yang sama,”Kata Ersad Mamonto.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut. Camat Bintauna Sarwo Eddy Posangi, Lurah Bintauna Jefry R. Lahamesang, Ketua Lembaga Adat Bintauna Sadli Datunsolang, Pegiat budaya Vianti Datunsolang, Kepala Desa Sekecamatan Bintauna, Penggerak Teras Inomasa, dan unsur OKP lainnya.
(Mor Doank)